Monthly Archives: Januari 2015
Pulsar 200AS sudah di Indonesia, Berapa Harganya?
Bajaj Pulsar 200 AS aka Adventure Sport yang melengkapii produk Bajaj Pulsar 200NS dan produk full fairing 200SS akhirnya dikabarkan sudah ada di Indonesia. Kabar ini saya ambil dari blog Indianautosblog yang memberitakan kehadiran Pulsar 200 AS ini pada sebuah even. Lucu juga ya, blog India tapi sudah memberitakan keadaan di Indonesia kemudian saya ambil. ha ha No problem.Pulsar 200AS ini merupakan produk pengganti Pulsar 220F yang dulu dipasarkan oleh Bajaj Auto Indonesia sebelum hengkang dari Indonesia. Untuk mengulangi kesuksesan Pulsar 220F, dibuatkan produk motor dual purpose dengan cc kecil seperti ini oleh Bajaj. Mesin yang digunakan adalah mesin dari Pulsar 200NS yang kabarnya sudah menganut sistem injeksi.
Pulsar 200AS menggunakan mesin 4 tak 199,5 cc, single silinder, menggunakan tiga busi aka tripple spark. Shock breakernya juga sama dengan Pulsar 200NS yaitu menggunakan tipe teleskopik untuk deoan dan monoshock di belakang.
Harga Pulsar 200AS ini diperkirakan berada diantara harga Pulsar 200NS dan Pulsar 200SS. Ini artinya jika harga Pulsar 200NS berada pada kisaran 23-24 jutaan dan harga Pulsar 200SS sekitar 28jutaan (semoga) maka bisa jadi harga dari motor half fairing ini berkisar 25 sampai 26 jutaan. Jiah, mahal juga ternyata ya.
Baca juga
- Banyak lagu Dangdut Merupakan Lagu Religi, Tahukah anda?
- Lagu Cinta yang cocok untuk Kamu dan Pasanganmu
- Tahukah Anda Siapa Joe Taslim Sebenarnya?
- 20 Website sebagai Acuan Traveling
- Apakah anda Termasuk Orang yang Tidak Sabar, hati-hati
- 10 Tempat yang Wajib Anda Kunjungi di Jawa Tengah
- Trik Rahasia Facebook yang Banyak Orang tidak Tahu
New Benelli Caffenero, Gagah Banget
Masih rame pembahasan Honda Vario 150 dengan ban tubeless, tiba-tiba saya teringat dengan salah satu motor matic dari Benelli yang ditestride oleh salah satu mekanik Benelli, Yoyok. Motor matic terbaru ini di test perjalanan dari Jakarta pada Desember 2014 lalu menuju ke Semarang untuk pulang kampung. Setelah itu, motor ini dibawa oleh Bro Yoyok untuk ikut dalam acara sosial ke lokasi longsor di Banjarnegara bareng komunitas TORCY Semarang.
Menurut informasi yang dibagi oleh Bro Yoyok melalui gambar yang dibagi lewat facebook diatas, motor ini adalah Benelli Caffenero 150. Motor produksi Italy ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh matic sekelasnya. Apa saja kelebihan yang bisa kita lihat dari Benelli Caffenero ini?
1. Ban gambot
Saya sendiri tidak ikut acara ke Banjarnegara, tapi melihat gambar diatas kita bisa lihat bannya gambot Bro. Selain itu, desain velg nya juga keren.
2. Visor tinggi
Visor bawaan dari Benelli Caffenero ini besar dan tinggi, visor seperti ini bisa melindungi dada kita dari terpaan udara ketika berkendara.
3. Pijakan kaki lebar
Hadeeh… saya membayangkan naek motor ini santai sambil kaki selonjoran. Pasti nyaman banget
Sudah deh, sementara ini dulu yang bisa saya bagikan. Lagian saya juga cuma menerka saja dari gambar. Nah, akhirnya jadi penasaran deh semoga blogger papan atas ada yang dapet info tentang motor terbaru ini. Saya tunggu deh dengan senang hati.
Beuh, Ckckck lihat gambar Bro Yoyok ini malah jadi semakin pengen punya motor matic. Tapi kira-kira berapa harga benelli Caffenero 150 ini ya? . He he
Motor Sport Bermesin Matic
Kebosanan terhadap tunggangan kadang membuat saya ingin memiliki kendaraan lain yang berbeda dari kendaraan yang sekarang ini saya miliki. Dulu ketika saya memiliki motor bebek, ingin sekali memiliki motor sport karena pasti akan semakin menambah kegagahan saya #eaa. Tapi sekarang setelah menaiki motor sport dan motor bebek dibawa adik saya, saya ingin sekali mengendarai motor yang nyaman diajak jalan dan simple. Motor yang sedang saya ingin kendarai sekarang adalah matic.
Berbeda dari saya, ternyata ada juga yang ingin mengendarai motor sport tapi punya nya motor matic. Ah, ini hanya persepsi saya sendiri sepertinya. Tapi, kebosanan kepada kendaraan kita sebenarnya bisa diatasi dengan cara memodifikasinya. Modifikasi berarti mengubah kendaraan yang kita miliki agar menjadi lebih enak dilihat, lebih aman dikendarai, dan tentu saja tidak membuat kita tersiksa.
Jika kita memperhatikan foto motor diatas, sekilas motor ini sporty. Iya benar, sporty karena desain full fairing dan footstep tinggi. Hal ini pasti membuat pengendaranya membungkuk waktu mengendarai. Tapi mari kita perhatikan kembali, ternyata motor ini menggunakan basic mesin matic. Selain nyaman, sepertinya juga lebih irit bahan bakar.
Tapi ternyata tidak hanya foto ini lho yang memodifikasi motor maticnya menjadi motor sport.
Foto diatas sempat membuat saya terpana dan membuat saya memikirkan Suzuki Hayabusa. Buritan Honda Scoopy diatas bagi saya mirip sekali dengan Hayabusa, tapi ternyata pemilik Honda ini memberikan striping Repsol. Mungkin bagian depan seperti CBR ya.
Satu lagi deh. Ini sebenernya pemilik tidak mau susah dengan kopling dan gigi atau bagaimana ya?
Apakah sekarang sudah saatnya motorsport menggunakan mesin matic?
Motor Tiruan Honda Beat, Motor Terbaru Yamaha
Strategi Black Campaign (BC) antar sales marketing pabrikan Yamaha dan Honda ternyata tidak berhenti pada Honda Bete VS Yamaha Buoo Coor saja. Jika sebelumnya hal seperti ini hanya terjadi di media iklan via cetak atau online, sekarang ini sudah beralih ke dunia sebenarnya aka terang-terangan. Korban produknya masih tetap sama yaitu Yamaha Mio M3 125 vs Honda Beat eSP.
Motor Yamaha Mio M3 Blue Core yang ditempeli dengan stiker “Motor Tiruan Honda Beat” ini terpampang jelas di acara peluncuran Honda Beat eSP. Event peluncuran ini berlokasi di Kediri Jawa Timur. Foto yang saya ambil dari bikershoot ini jelas memperlihatkan seseorang sedang menaiki motor matic terbaru dari Yamaha yang kemungkinan besar dijadikan pembanding pada acara ini.
Jika memang motor ini dijadikan sebagai pembanding, lalu dalam hal apa kedua motor ini bisa dibandingkan? Apakah hanya karena modelnya yang mirip atau harganya yang setara.
Saya sendiri kemarin waktu testride Yamaha Mio M3 lupa tidak menanyakan berapa harga dari motor matic ini. Tapi, walaupun modelnya hampir sama, ketika dinaiki saya merasakan ergonomi yang berbeda.
Kelakuan marketing seperti ini ternyata masih ada saja di dunia permotoran kita. Bahkan, sampai kelas entry level sekalipun seperti ini.