Turki merupakan negara pertama yang memperlihatkan motor Bajaj Pulsar 200NS dualtone, setelah itu Pulsar 200SS yang merupakan motor terbaru Bajaj dengan full fairing juga terindikasi sudah berada di dealer Bajaj Turki sedang berdiri rapi bersama dengan Pulsar 200NS. Tidak berhenti sampai disitu, ternyata sekarang muncul Pulsar 150 tanpa NS yang juga muncul di Turki.
Kabar ini saya ambil dari indianhoods.com yang memperlihatkan penampakan Pulsar 150 di Turki. Darimana bisa tahu kalau Pulsar 150 ini berada di Turki? Coba perhatikan tulisan SEHRIN HAKIMI yang tertera di dinding. Sehrin Hal ini merupakan bahasa Turki yang jika diartikan ke dalam bahasa inggris maka kalimat tersebut berarti The Judge In The City. Monggo bisa diterjemahkan sendiri ke dalam Bahasa Indonesia.
Jika dilihat sepintas, Pulsar 150 ini mirip sekali dengan kakaknya yaitu Pulsar 200NS. Desain lampu, tangki, jok terpisah, sampai velg nya pun mirip. Ini bisa jadi solusi jika budget tidak mencukupi sekaligus senjata mematikan untuk sang kakak. Senjata makan tuan kah? IMHO
Mengapa Bajaj memproduksi Pulsar 150? Ternyata Bajaj terusik juga dengan kehadiran Yamaha FZ 2 (Byson FI), Suzuki Gixxer, dan Honda Unicorn. Karena melihat persaingan panas inilah Bajaj akhirnya memutuskan untuk ikut masuk di segmen menggiurkan ini.
Untuk menjawab tantangan tersebut Bajaj Pulsar 150 ini dibekali mesin dengan kapasitas 150 cc 4 tak dengan 3 busi, teknologi pertama yang diberikan sebelumnya kepada sang kakak. Dengan pendingin udara dan 5 langkah percepatan.
Perbedaan antara Pulsar 150 dengan 200NS adalah pada spakbor belakang yang dijamin tidak nyiprat, standar tengah, tuas starter kali, dan tanpa rem cakram belakang. Walaupun secara keseluruhan bisa jadi sangat mirip dengan kakaknya, tetap saja berbeda. Kita mungkin akan terkecoh jika melihat sekilas.
Untuk harga Pulsar 150 ini dikabarkan akan dijual Rs 70.000 (maaf sekali lagi silahkan bisa dirupiahkan) dan semoga motor ini bisa berada di dealer pada bulan April yang akan datang.
Apakah motor ini juga akan dibawa ke Indonesia oleh KMI?